Sumedang – persissumedang.id Untuk pembekalan kepada para Da’i dan Da’iyah yang ada di Jam’iyyah, PD Persis Kabupaten Sumedang selenggarakan kegiatan Seminar Tafsir Al-Furqon dengan tema,”Tafsir Al-Furqon Sebagai Pelopor Tafsir di Nusantara”
Acara berlangsung Ahad,15 Dzulqa’dah 1444H/04 Juni 2023 dari pukul 15.30 hingga 17.30 di Mesjid Al-Asma Markaz Dakwah PD Persis Kabupaten Sumedang. Sebelum acara inti, ada pembagian santunan untuk anak yatim dan juga pemberian mushaf Al-Qur’an berupa Tafsir Al-Furqon karya Guru Persatuan Islam kepada para peserta seminar tersebut.
Dua pembicara sebagai pembedah, pertama K.H. Saiful Bahri, S.Ag, M.Ag dan kedua Dr.Tiar Anwar Bachtiar,M.Hum. Saiful Bahri selain sebagai PAIF dan Ketua Pokjaluh di Kemenag Sumedang, juga Pegiat Studi Al-Qur’an dan Ketua PD Persis Kabupaten Sumedang. Sedangkan Tiar Anwar Bachtiar Pakar Sejarah Dakwah Nusantara.
Dalam Seminar yang diikuti 100 para Da’i dan Da’iyah itu. Saiful sebutkan dalam membedah karya A.Hasan pada Tafsir Al-Furqon sebagai dari pengalamannya membuat skripsi yang ditulisnya pada tahun 1995, ketika masih menggunakan komputer dengan program DOS.
Kemudian dikatakan dalam Tafsir Al-Furqon itu, dimulai dengan halaman Romawi. Sebelum masuk ke penafsiran Surat Al-Fatihah. Lalu dijelaskannya, di sini jelas terungkap, “Apa sih sebenarnya Tuan Hasan membuat tafsir ini ?” Selanjutnya ungkap Saiful, tapi tahun 1995 saya mengajukan judul skripsi “Metode A.Hasan Dalam Menerjemahkan Al-Qur’an”.
Karena apa yang saya teliti itu, tentang menerjemahkan, bukan menafsir. Sehingga nanti akan terjawab. Sambil mengangkat dari karya dari A.Hasan berwarna hitam cetakan lama itu.
“Al-Furqon ini tafsir.”tegasnya
Sementara itu di tempat yang sama, Dr. Tiar Anwar Bachtiar,M.Hum yang mana dikenal di kalangan Jam’iyyah sebagai Pakar Hukum dan juga Pakar Sejarah Dakwah, turut serta menyampaikan andilnya. Apa yang dikupasnya senada dengan pembedah pertama, yaitu berkaitan dengan Surat Al-Fatihah.
Dalam hal tersebut, Ia sama membahas tentang surat Al-Fatihah dari sisi sejarah penulisan. Al-Qur’an yang ditulis A.Hasan sejak tahun 1920 di masa penjajahan Pemerintahan Kolonial Belanda. Dan A. Hasan sebagai Pelopor Tafsir di Nusantara dengan Kitab Tafsir Al-Furqon. Dikatakannya bahwa A.Hasan yang pertama kali menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia. Padahal saat itu dari Pemerintah Belanda melarangnya, dan sudah mengetahui isi yang terkandung di dalamnya.
“Karena takut dengan isi yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu.”imbuhnya
Sedangkan lanjutnya kepada para peserta seminar, apakah pada surat Al-Fatihah lafal Bismillahirrahmanirrahim itu termasuk ayat atau bukan dari surat tersebut ? Berapa jumlah ayat dalam surat Al-fatihah ? tanyanya
Diungkap Tiar bahwa Bismillahirrahmanirrahim, sebagaimana yang ditulis A.Hasan dalam tasir Al-Furqon itu bukan dari ayat Al-fatihah. Namun selanjutnya dikatakan Tiar, untuk jumlah ayat tetap ada 7, cuma saja ada perbedaan di mana ayat ketujuh itu dimulai dengan kata
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Dan terutama dalam tataran praktek pelaksanaan shalat ada juga yang tidak membacakan lafal Bismillahirrahmanirrahim. Itu bisa kemungkinan dibaca sir atau tidak sama sekali“pungkas Tiar
Sumedang, 6 Juni 2023
Penulis : Mahdi